Oleh: Thiyok
Temen2 pasti sudah kenal kan dengan yang namanya “Teori Ngapusi* (baca: Evolusi)”, bahkan kita sudah sangat akrab dengannya. Terutama bagi kita anak biologi.Ilmu biologi dan evolusi bak dua sisi mata uang yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Tapi apakah itu benar adanya? Kita semua sebenarnya sudah tahu bahwa teori itu tidak dapat dijadikan pedoman untuk mempelajari biologi. Iya Ga? Tapi saya heran juga ya, kenapa kok kalo pas pelajaran biologi selalu menghubung-hubungkan dengan teori evolusi (baca: ngapusi). Entah itu, dari segi filogeni, hubungan kekerabatan, ancestor, de el el.
Padahal teorinya mbah Darwin itu kan sudah jelas2 terbantahkan, tapi mengapa orang2 enggan untuk meninggalkannya. Dosen2 kita pun pada saat mengajar, pasti pendahuluannya dengan menyebutkan pohon filogenetik, ancestor awal makhluk hidup. Kalo memdengarnya aku kadang2 ingin tertawa di dalam hati. Iya ga? Lucu kan itu. Masa kehidupan berasal dari satu sel makhluk hidup yang bisa berkembang dengan sendirinya. Yang lebih lucu lagi, masa semua kejadian kehidupan di bumi ini terjadi secara kebetulan. Itu kan sesuatu yang tidak masuk akal. Ya ga?
Tapi kenapa ya, kok teori itu belum bisa ditinggalkan, tapi tetap dijadikan pedoman. Aku ingat , salah satu dosenku -saat sedang menjelaskan kehidupan ancestor dan pohon filogenetik- pernah berkata, ”Mungkin besok kita tidak bisa hidup dengan keadaan tubuh seperti ini, artinya kita butuh penyesuaian dengan lingkugan yang baru”. Berarti itu sudah mrnjadi sebuah keyakinan bahwa besok manusia pasti akan berevolusi ke bentuk yang lain seperti yang dialami ancestor kita. Ironis ga? Aneh ga? Banget. Kalo saya berpendapat teori itu seharusnya disebut ”Teori Ngapusi”.
Itulah yang menjadi masalah kita saat ini, dan kita sebagai generasi muda terutama kita cah2 biologi, saya harap besok bisa menghilangkan pengaruh teori evolusi itu kepada masyarakat dan anak didik kita. Agar anak didik kita tidak ditertawakan oleh masa depan yang percaya dengan mitos yang tidak mutu.
*Ngapusi = bo’ong, nggedebus, mbeltut, bullshit
Temen2 pasti sudah kenal kan dengan yang namanya “Teori Ngapusi* (baca: Evolusi)”, bahkan kita sudah sangat akrab dengannya. Terutama bagi kita anak biologi.Ilmu biologi dan evolusi bak dua sisi mata uang yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Tapi apakah itu benar adanya? Kita semua sebenarnya sudah tahu bahwa teori itu tidak dapat dijadikan pedoman untuk mempelajari biologi. Iya Ga? Tapi saya heran juga ya, kenapa kok kalo pas pelajaran biologi selalu menghubung-hubungkan dengan teori evolusi (baca: ngapusi). Entah itu, dari segi filogeni, hubungan kekerabatan, ancestor, de el el.
Padahal teorinya mbah Darwin itu kan sudah jelas2 terbantahkan, tapi mengapa orang2 enggan untuk meninggalkannya. Dosen2 kita pun pada saat mengajar, pasti pendahuluannya dengan menyebutkan pohon filogenetik, ancestor awal makhluk hidup. Kalo memdengarnya aku kadang2 ingin tertawa di dalam hati. Iya ga? Lucu kan itu. Masa kehidupan berasal dari satu sel makhluk hidup yang bisa berkembang dengan sendirinya. Yang lebih lucu lagi, masa semua kejadian kehidupan di bumi ini terjadi secara kebetulan. Itu kan sesuatu yang tidak masuk akal. Ya ga?
Tapi kenapa ya, kok teori itu belum bisa ditinggalkan, tapi tetap dijadikan pedoman. Aku ingat , salah satu dosenku -saat sedang menjelaskan kehidupan ancestor dan pohon filogenetik- pernah berkata, ”Mungkin besok kita tidak bisa hidup dengan keadaan tubuh seperti ini, artinya kita butuh penyesuaian dengan lingkugan yang baru”. Berarti itu sudah mrnjadi sebuah keyakinan bahwa besok manusia pasti akan berevolusi ke bentuk yang lain seperti yang dialami ancestor kita. Ironis ga? Aneh ga? Banget. Kalo saya berpendapat teori itu seharusnya disebut ”Teori Ngapusi”.
Itulah yang menjadi masalah kita saat ini, dan kita sebagai generasi muda terutama kita cah2 biologi, saya harap besok bisa menghilangkan pengaruh teori evolusi itu kepada masyarakat dan anak didik kita. Agar anak didik kita tidak ditertawakan oleh masa depan yang percaya dengan mitos yang tidak mutu.
*Ngapusi = bo’ong, nggedebus, mbeltut, bullshit
1 komentar:
kalo aku berefolusi aku bisa terbang dong, heheheheh, aku pengen punya sayap .bisa ga ya .
Posting Komentar